Kurikulum 2013 akan segera diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014. Ke-galau-an mulai menghinggapi teman-teman yang saat ini mengajar matapelajaran yang besok pada Kurikulum 2013 tidak diajarkan lagi. Salah satunya adalah TIK, baik itu TIK untuk SMP dan SMA maupun KKPI untuk SMK/MAK. Semestinya kita bisa mensikapi dengan arif dan bijaksana dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 tersebut. Kurikulum tersebut sudah ada yang memikirkan, sudah dirumuskan sedemikian rupa, dan yang merumuskan serta yang memikirkan bukanlah orang sembarangan. Beliau adalah orang-orang yang sudah expert dalam dunia pendidikan, yach bisa dikatakan Proffesor lah, orang profesional, expert dalam dunia pendidikan. Jikalau kita memprotes, ya itu bukan kapasitas kita, karena apa? ya kita mikirnya paling banter 4 tahun kedepan, lhah mereka bisa memikirkan 25 tahun yang akan datang. Kita mikir untuk pribadi sendiri, mereka mikir untuk kepentingan Republik ini yang sangat-sangat membutuhkan pemikiran cemerlang.
Lhah terus gimana nasib teman-teman yang ngajar TIK?
Banyak sekali yang bertanya seperti itu kepada saya. Saya jawabnya simple kok. "Guru TIK yang mana dulu????" Hahahahaha... enggak enggak... itu guyonan. Guru TIK harusnya jadi IT Expert atau IT Proffesional. Keren kan?
Guru TIK sudah saatnya tidak berfikir untuk mengajarkan TIK, namun sudah masuk pada tataran menggunakan TIK. Dunia kita harusnya sudah masuk pada tataran tersebut, Menggunakan TIK, Memanfaatkan TIK sudah tidak lagi mengenalkan TIK. Mengenalkan TIK pantasnya untuk jenjang Sekolah Dasar, Guru TIK Sekolah Dasar masih relevan untuk mengenalkan dan mengajarkan TIK, namun untuk tingkat diatasnya sudah tidak relevan lagi. (Maaf, ini pandangan saya lho...). Nah, Guru TIK besok akan menjadi IT Expert atau IT Proffesional. Kita (Guru TIK) harus bisa menjadi pionir pengembangan TIK di institusi kita mengajar saat ini. Model pembelajaran menggunakan TIK harusnya dikembangkan. Misalkan menggunakan media pembelajaran berbasis web, e-learning. Ini nanti yang akan menjadi "makanan" kita sehari-hari. Nah, ilmu yang kita punya akan kita tularkan kepada rekan-rekan guru lain yang masih gaptek. Mereka mau tidak mau harus bisa mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Jadi tugas kita tidak mengajar kepada siswa lagi, tapi mendampingi guru-guru untuk lebih mengerti dan menggunakan TIK. Kita akan menjadi ujung tombak di Kurikulum 2013 ini. Semua akan berbasis pada TIK.
Saya jadi berfikir, alangkah bahagianya sekolah-sekolah di DIY yang mendapatkan Program ICT-EQEP. Mereka pastinya lebih siap dari pada sekolah lainnya yang tidak mendapatkan program tersebut. Karena pada Program ICT-EQEP, pemanfaatan TIK tidak hanya berkutat pada mata pelajaran TIK, tapi penggunaan TIK untuk semua mata pelajaran. Mereka diajari dengan membuat media pembelajaran, kemudian media pembelajaran tersebut ditaruh di server, sehingga semua bisa mengakses media tersebut. Semua bisa memanfaatkan media tersebut. Pada kelanjutannya, hasil karya mereka bisa dipublikasikan ke dunia. (ini lho hasilku, mana hasilmu...)
Jadi, guru TIK harus bisa segala-galanya, ya teknologi, ya ilmu, ya semuanya. Jadi, nggak usah galau mau bagaimana, di kurikulum 2013 kita akan menjadi orang yang Expert, orang yang Profesional dan semoga kita digaji sebagai seorang IT Expert.
Lhah terus gimana nasib teman-teman yang ngajar TIK?
Banyak sekali yang bertanya seperti itu kepada saya. Saya jawabnya simple kok. "Guru TIK yang mana dulu????" Hahahahaha... enggak enggak... itu guyonan. Guru TIK harusnya jadi IT Expert atau IT Proffesional. Keren kan?
Guru TIK sudah saatnya tidak berfikir untuk mengajarkan TIK, namun sudah masuk pada tataran menggunakan TIK. Dunia kita harusnya sudah masuk pada tataran tersebut, Menggunakan TIK, Memanfaatkan TIK sudah tidak lagi mengenalkan TIK. Mengenalkan TIK pantasnya untuk jenjang Sekolah Dasar, Guru TIK Sekolah Dasar masih relevan untuk mengenalkan dan mengajarkan TIK, namun untuk tingkat diatasnya sudah tidak relevan lagi. (Maaf, ini pandangan saya lho...). Nah, Guru TIK besok akan menjadi IT Expert atau IT Proffesional. Kita (Guru TIK) harus bisa menjadi pionir pengembangan TIK di institusi kita mengajar saat ini. Model pembelajaran menggunakan TIK harusnya dikembangkan. Misalkan menggunakan media pembelajaran berbasis web, e-learning. Ini nanti yang akan menjadi "makanan" kita sehari-hari. Nah, ilmu yang kita punya akan kita tularkan kepada rekan-rekan guru lain yang masih gaptek. Mereka mau tidak mau harus bisa mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Jadi tugas kita tidak mengajar kepada siswa lagi, tapi mendampingi guru-guru untuk lebih mengerti dan menggunakan TIK. Kita akan menjadi ujung tombak di Kurikulum 2013 ini. Semua akan berbasis pada TIK.
Saya jadi berfikir, alangkah bahagianya sekolah-sekolah di DIY yang mendapatkan Program ICT-EQEP. Mereka pastinya lebih siap dari pada sekolah lainnya yang tidak mendapatkan program tersebut. Karena pada Program ICT-EQEP, pemanfaatan TIK tidak hanya berkutat pada mata pelajaran TIK, tapi penggunaan TIK untuk semua mata pelajaran. Mereka diajari dengan membuat media pembelajaran, kemudian media pembelajaran tersebut ditaruh di server, sehingga semua bisa mengakses media tersebut. Semua bisa memanfaatkan media tersebut. Pada kelanjutannya, hasil karya mereka bisa dipublikasikan ke dunia. (ini lho hasilku, mana hasilmu...)
Jadi, guru TIK harus bisa segala-galanya, ya teknologi, ya ilmu, ya semuanya. Jadi, nggak usah galau mau bagaimana, di kurikulum 2013 kita akan menjadi orang yang Expert, orang yang Profesional dan semoga kita digaji sebagai seorang IT Expert.
Comments
Post a Comment